waaaaaaa 0.0
sabana mangajuik an !!!! aku punya blog tak tau keluargaku satu pun,, gile aja kalo tau... ni kan sama kayak diary... nggak juga ah, hahahhahahahaa
ternyata eh ternyata sepupu ku si nyunyun dia bikin status begini "your blog post published successfully ! *penting* -_-"
dan agak terkejut baca statusnya itu, gimana nggak? aku kira dia kagak tertarik untuk galau, atau semacamnnya.. hahhaha ternyata sudah jauh dari yang ku bayangkan eeeh dia punya blog. dan isinya ya menggalau juga.... hahahahhahahahhahaaaaaaaaaaaaaaaaa
yang lebih yakinin lagi kakanya komen "aturannya bukan penting di ujungnya tapi, kode"
dan di statusnya yang lain, itu agak galau juga. ya tambah meyakinkanlah dia bikin blog menggaalau
ternyata eh ternyata,,, satu keluarga cara dan tipe menggalaunya sama aja... hahahhahahaa
ini sudah hari ke 3 TO sekolah.... aaaaah rasanya pelajaran ipa nggak ada yang sukses. wajar mungkin ya??? pelajaran kelas 2 kelas 1 aku sudah lupa. tapi hendak ini bisa menjadi pembelajaran dan pembekalan untuk UN. semoga untuk selanjutnya kami bisa !
ketikaku lihat mereka yang dijalan
dengan berbagai bentuk atau raut muka
ada yang meminta bantuan, mengiba
atau pun berjalan di tengah terik tanpa salah satu atas karunia yang kuasa (pincang,buta dll)
betapa aku merasa sangat bersyukur Tuhan
aku diciptakan tanpa kekurangan
aku ingin membantunya tapi apa yang bisa ku lakukan
ingin rasanya ku beri apa yang punya
tapi, aku tak punya banyak
terkadang aku berpikir bagaimana mereka bisa memikirkan masa depan
sedangkan memikirkan kelanjutan hidup untuk hari ini saja tak mampu
tapi ada yang kupikirkan juga, apa mereka itu benar benar tak mampu mencari usaha lain???
ingatlah islampun menyuruh kita untuk tetap berusaha
karena tangan di atas lebih baik pada tangan di bawah
"Ya Allah jika ia memang untukku maka dekatkanlah. tapi jika ia memang tidak untukku maka jauhkanlah"
mungkin itu adalah doa yang banyak diucapkan orang orang untuk menyerahkan segalanya kepada Allah... tapi, rasanya kalimat ke 2 pada doa inilah yang terkabul untukku?
hahahahahaaaa ^.^ karena ia begitu jauh,, dan entah karena kesibukan atau apa,,, perlahan namanya tak lagi sering melintas di kepala ku ....
apa karena aku yang tak pernah melihatnya lagi??? karena ia jauh??? karena kesibukan kelas tiga ini mungkin yang perlahan menghapusnya atau karna ada yang lain???? (HAHHAHAHHA TAK, BELUM LAH)
kelas tiga ini,, rasanya pikiran itu bagaimana memanfaatkan waktu,,, mengejar ketertinggalan. walaupun terkadang aku benciiiiiiiiiiiiiiiii
hari ini hari KAMIS..... tentu semua orang juga tau kaliiiiiii
mungkin hari kamis bukanlah hari baikku,,,, hari yang penuh kesialan.....
1. minggu lalu saja,, tepat hari kamis juga aku bertengkar dengan papa pagi mau ke sekolah cuma garagara hal sepele ttg biodata pembayaran uang sekolah. arci bilang blangko itu harus di kembalikan hari itu dan ditandatangai ibu sedangkan mama lagi di pekanbaru untuk berobat.... di sekolah aku nangis bombai di depan hasti dan lizia karena masalah di rumah pagi itu.... sebenarnya yang membuat ku tambah sedih lagi,,, ketika di sekolah ku tanya lagi ke arci,, arci itu harus sekarang dan ditandatangani ibu ??? dan arci bilang kamu ini bodoh kali sih,, aturannya kan bisa mikir tentu tidak (aku tangkap seperti itu)... dan hal itu tentu seperti menyambarku, karena kemarennya aku tanya sama arci itu harus ibu, dan arci bilang iya karena di situ yg ada nama ibu....
dan itu sangat membuatku kecewa..
aku merasa Tuhan apa aku tidak boleh menjadi orang yang lurus dan org baik ? rsanya aku selalu diperbodoh orang lain, diperbodoh waktu, atau diperbodoh diri sendiri.... AKU INGIN BILANG, AKU INI BUKAN ORANG YANG BODOH WALAUPUN KALIAN SELALU MELIHATKU BERTINGKAH BODOH... DARIPADA AKU MENJADI ORANG YANG SOK PINTAR PADAHAL BODOH !
2. tugas kesenian yang kubuat,,, banyak ditanya tanya sama ibuk dan banyak salah... pdahal rasanya orang lain rasnya nggak bnyak ditanya..... tapi itu nggak apalah itu karena emang aku nggak ngerti pula,, msih bisa disabarkan.
3.hari ini,,, ya cerita yang sebelumnya aku diperbodh waktu dan diriku sendiri waktu ujian yang membawaku pada kesialan sendiri
4. ongkos angkot yang aturannya ku bayar murah,,, malah diambil supirnya banyak...... HATE THAT !!!
5. download yang sangat lama, padahal biasanya cepat !!!!!
kamis menjadi hari yang buruk dalam 2 minggu ini.... kesialan menyelimutiku hari ini....
tapi,, tentu hari ini ku juga tak lupa untuk bersyukur kepadaMu atas segalanya yang terjadi hari ini, pasti ada hikmahnya
I HATE !!!!! BENCIIIII KESAAAAALL... UJIAN YANG SEBENARNYA AKU BISA DAN AKU PELAJARI TAK BISA KU JAWAB HANYA KARENA WAKTU YANG MEMBATASIKUUUUUU
OH TUHAN BGAIMANA AKU TIDAK KESAL,,,,, JAWABAN YANG AKU TAHUUUUUUUU ITU TAK BISA KU JAWAB HANYA KARENA WAKTU YANG DIBERIKAN BEGITU SEDIKIT... MEMANG BUKAN AKU SAJA YANG MENGELUH.... GILAAA AJA IBUUUK ITU NGASIH WAKTU KURANG DARI SEJAM UNTUK ESAI 20 SOAL......
GILOOOOOOO MAH !!!!!
PADAHAL AKU SUDAH BELAJAR,,, DAN AKU TAHU JAWABANNYA,,,,KALAU BEGITU AKU TIDAK USAH BELAJAR SAJA,,, NILAIKU TOH JUGA RENDAH NANTINYA.... AAAAAAGGGGGH !!!!!
oh Tuhan seandainya aku orang yang mudah marah, bisa meluapkan semua kekesalanku dengan mudah,, tentu mungkin ini tak menjadi pikiran... tapi Tuhan aku,,,, orang yang tak bisa meluapkan kekesalanku dengan kata kata... hanya bisa ku bercita padaMu dan meneteskan kekesalanku dengan air mata.... kepalaku yang sudh penuh dengan rasa ingin menangis, dan kata kata yang tak bisa ku ungkap tadinya....
oh Tuhan hari ini memang bukan hari yang baik untukku,,, tapi setelah ku hirup udara untuk mengisi dada yang sesak ini, dan ku ceritakan kepadaMu,, kepalaku mulai ringan,,, karena kau masih mempercayai
"You live too far away. Your voice rings like a bell anyway. Don't give up your independence, unless it feels so right. Nothing good comes easily, sometimes you've got to fight." "Amber" by 311
kalo mereka bilang papa mereka adalah orang yang pintar, memiliki pendidikan tinggi setara S1 S2 atau lainnya.. tapi, ku bilang PAPAKU ADALAH ORANG YANG HEBAT.....
papa ke pekanbaru lagi malam ini, karena bsk pagi mama mau operasi.... Ya Allah semoga Engkau selalu melindunginya...
dan aku tinggal sendiri di rumah T.T
belajar sabar dan takawal.... jadikan hiidupmu lebih baik, meski tu sulit tapi harus ku coba dan ku lewati....
bersainglah yang sehat,, jika ku bersabar untuk belajar perlahan lahan tentu aku akan bisa dan sudah ku buktikan...
salah satu ilmuan bilang begini : jika kau hanya melakukan hal hal yang mudah, maka hidupmu akan sulit. akan tetapi, jika kau rela melakukan hal hal yang sulit hidupmu akan menjadi mudah
T. Harv Eker
dan sesuai Firman Allah : Allah tidak akan memberikan cobaan di atas batas kemampuan umatnya
wuaaaaaa statistiknya udah 1000 an aja.... aaaaaaaaaaaaaaa >.< nggak nyang udah sampe segini aja.... walaupun nggak nulis sesering dulu, tapi lumayan lah. walaupun yang ditulis itu nggak penting, tapi semoga berguna (heeeek ?? maksudnya) hahahhahhaaa
setidaknya banyak hal ku ketahui dari sini, bnyak yang bisa dipelajari dari orang lain.... juga tentu banyak yang bisa dicurahkan di sini
makasih consettraaaaa kita bisa ngumpul dan makan makan lagi....... plus bisa maen truth or dare ya
makasih untuk anis yang udah trkatir kita kemaren dengan sate yang lezaaaaaat
kenyaaaaang banget makan 2 porsi,, tapi robi aja 4 porsiiiiii gileeeeeeee
Hitam, kelam, dingin, sunyi dan tenang itulah gambaran malam ini. Kilauan bintang yang bertaburan menambah kesendirian seorang gadis di tengah lamunannya. Anggun itulah namanya, Assyifa Anggun Medina nama lengkap gadis ini. Dalam tatapan kosongannyaia menopangkan dagu di tangannya yang terletak di atas meja belajarnya. Anggun tak sendiri di kamar asramanya tapi ia hanya bagaikan seorang diri di sana, karena Anna teman sekamarnya telah terbang jauh sejauh mimpinya malam itu.
“Ya Allah, aku tak tak tahu dengan diriku ini. Ada apa dengan perasaan ini ? apa aku hanya mengaguminya. Aku masih belum mengerti hati ku ini. Apa aku salah memiliki perasaan ini Allah?” gumam Anggun di tengah lamunannya. Dari 3 hari yang lalu ia masih berkelahi dengan hatinya sendiri. Perasaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Umurnya memang sudah 17 tahun, dimana saatnya remaja yang lain sudah berkali kali merasakan persaaan lain terhadap lawan jenis. Tapi bagi Anggun ini yang pertama kalinya ia merasa begini.
Bagaimana tidak, ia seorang gadis muslimah yang taat beribadah, rajin, pintar, dan memiliki tujuan akhirat dalam hidupnya kadang tak sempat ia memikirkan hal hal yang begitu. “Ya Allah aku tak mungkin menggantikan posisi teratasMu di hatiku” Anggun mencoba meyakinkan dirinya. “Tapi Tuhan aku juga manusia biasa yangKau berikan perasaan untuk saling mengasihi dengan yang lain. Tak mungkin rasanya aku ceritakan kepada yang lain tentang hal ini, selain hanya kepadaMu” gelisahnya. Malam semakin larut, mata Anggun pun sudah tak kuat lagi untuk dibuka. Ia merangkak beranjak dari meja ke tempat tidurnya.
₪₪₪
Matahari telah merangkak naik ke atas langitbiru pagi ini. Pesantren Al-Hidayah pun sudah memulai pelajarannya. Ustadz Yusuf telah memulai kajian kepada santri santrinya termasuk Anggun yang saat ini tengah bermenung sesekali melirik Ryan, seorang cowok yang telah membuat hatinya tak karuan belakangan ini. Kini Anggun mencoba focus pada pelajarannya, ia berusaha memperhatikan Ustadz Yusuf. Tapi, sesekali wajah Ryan tetap saja melintas di benaknya.
“Teeeeeet teeeeeeeeeet !” tanda jam pelajaran pun berakhir. Semua santri keluar kelas termasuk Anggun dan Anna. Mereka mulai menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi. Sesampainya di kantin, ia melihat Ryan yang membelakanginya. Memang hanya punggung yang tegap yang bisa dilihatnya. Ryan dalam diamnya, tenangnya dan kesederhanaannya menyambut seorang gadis, Lisa adik kelas kami. “Lisa kamu tidak kebagian tempat duduk ? silahkan duduk disini saja” Ryan mulai beranjak dan memberikan kursinya kepada gadis yang terlihat lemah itu. Mungkin itulah salah satu hal yang paling disukai Anggun dari Ryan. Ia orang yang sangat menghargai wanita.
Ryan mulai beranjak menjauhi kantin, ia menuju ke kelas. Di kelas tak terlihat seorang pun, ia melirik ke sebuah tas yaitu tas Anggun. Ia mulai berpikir dan mengarah ke tasnya sendiri. Ia mengeluarkan sebuah amplop biasa tanpa aksen yang berlebihan. Di pojok kiri surat itu hanya tertulis untuk Anggun. Melirik ke kanan ke kiri ia mulai memasukkan amplop itu ke dalam tas Anggun. Setelah memasukkannya ia pun berlalu menjauhi tas Anggun.
Hari beranjak sore, matahari pun sudah mulai turun. Waktu untuk beristirahat pun dating setelah seharian belajar untuk para santri ini. Beristirahat di kamar masing masing adalah hal yang paling menyenangkan bagi para santri. Tanpa televise, internet, atau alat komunikasi yang sudah lumrah pun (hp) mereka tidak di perbolehkan ada pada masing masing mereka. Jika ingin menghubungi orang tua mereka, hanya bisa menggunakan telephone yang ada di lantai 1.
Seperti biasa Anggun mulai duduk di meja belajarnya malam ini, ia mengeluarkan buku dari dalam tasnya hendak mengulang pelajaran. Tapi, seketika ia terhenti ketika melihat sebuah surat dalam tasnya. “surat apa ini? Punya siapa?” gumam Anggun sambil melihat lihat surat tersebut. Perlahan lahan ia mulai membuka surat tersebut dan membacanya.
Untuk Anggun
Bismillahirrahmanirrahim
( Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Waktu yang tak bisa ditebak
Semuahanya rahasia Mu Ya Allah
Termasuk rahasia hati
Bukan ku bermaksud untuk menduakan Mu di hati ini
Tapi bunga ini telah tumbuh
Karena dia, dengan izinMu
Karunia hati dan perasaan yang Kau berikan kepadaku
Izinkanlah aku untuk menyirami,
memupuk dan menjaga bunga ini
Dan kutitipkan cinta dalam doa ku ini Ya Allah
Pada seorang gadis yang InsyAllah gadis yang baik dan shalehah…..
Ryan
Itulah seucap surat yang Ryan berikan untuk Anggun. Anggun hanya diam tersenyum malu membacanya. “Apa aku harus membalas surat ini? Tapi apa yang harus ku balas?” pikirnya dalam hati. Anggun mulai meraih pena dan menggoreskan sebuah kata di secarik kertas. Dan ia pun membalas surat yang diberikan Ryan. Ia mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Esok paginya pun, Anggun meletakkan suratnya di dalam tas Ryan dengan diam diam tanpa ada seorang pun yang tahu. Begitu selanjutnya, mereka saling berbagi, bertukar pikiran dan berkomunikasi lewat surat. Memang cara ini agak terlihat kuno pada remaja zaman sekarang. Tapi, mau bagaimana lagi mereka tentu tidak bisa secara terang terangan mengungkapkan perasaan mereka. Mereka berada dalam satu pondok pesantren yang tidak mengizinkan untuk berpacaran atau semacamnya.
Surat menyurat ini terus berlangsung tanpa ada yang mengetahuinya. Tapi, kini surat mereka sudah berubah. Biasanya di ujung surat selalu tertulis nama Anggun atau Ryan, nama kepada siapa surat diperuntukkan. Tapi, sekarang mereka tidak lagi membuat identitas tujuan ataupun pengirim surat karena sudah sama sama tahu untuk siapa dan dari siapa surat tersebut.
“Anak anak letakkan semua tas dan barang barang kalian di atas meja. Kita ada inspeksi mendadak agar kalian tidak memiliki hal hal yang tidak diinginkan” Ustadz Yusuf memerintah sambil berjalan memasuki ruang kelas. Ustadz Yusuf pun mulai memeriksa tas santri santrinya dengan teliti, termasuk tas Anggun yang terdapat surat dari Ryan. Ustadz Yusuf mendapatkan surat tanpa identitas itu dan membacanya. Seketika Ustadz Yusuf kaget dan terlihat marah. “Anggun apa ini? Kamu ikut saya ke kantor !” Ustadz Yusuf menyuruh Anggun mengahadapnya untuk menjelaskan perihal surat tersebut.
Anggun pun pergi mengahadap Ustadz Yusuf dengan rasa cemas. “Anggun tolong jawab dengan jujur, surat ini punya siapa?” Tanya Ustadz yang terlihat sedikit emosi. “Punya saya Ustadz” jawab Anggun lemah tertunduk. “Anggun liat saya dan jawab yang sejujurnya” Ustad Yusuf kembali bertanya. “Iya Ustadz itu punya saya” Anggun meyakinkan. Tapi tetap saja Ustad Yusuf tidak percaya, sudah berapa kali Anggun menjawab iya, Ustadz Yusuf tetap tidak percaya. Tulisan di dalam surat yang terlihat tidak seperti tulisan seorang anak perempuan yang membuat Ustadz Yusuf tidak mempercayainya.
“Ya Allah apa yang harus ku perbuat?” tanya Ryan dalam hatinya yang gelisah. Ia mengetahui semua kejadian itu, tak ingin membiarkan Anggun menanggungnya sendiri. Ia pun berlari menuju ruangan Ustadz Yusuf. “Assalamua alaikum Ustadz, ada yang ingin saya katakan mengenai surat itu” kata Ryan menghampiri Ustadz Yusuf. “Silahkan Ryan” jawabnya. Ryan pun mengaku kalau surat itu adalah punya nya, bukan milik Anggun. Anggun bukan orang bersalah. Ia akui semuanya demi melindungi orang yang dicintainya. Ia tak ingin nantinya anggunlah yang menerima hukuman.
“Tidak Ustadz, itu milik saya” sanggah Anggun. Ia tak ingin pula nantinya Ryan yang menanggung semuanya. “Tidak Ustadz, ini memang punya saya” sanggah Ryan. “Tidak Ustadz !” Anggun kembali meyakinkan. Mereka berdua terus sama sama meyakinkan Ustadz Yusuf kalau merekalah yang bersalah. Ustadz Yusuf pun mulai bingung siapa yang bersalah. Ia pun memutuskan Ryan lah yang harus dihukum. Karena mempertimbangkan Anggunadalah seorang perempuan yang tak seharusnya disakiti.
Ryan pun dipukul dengan tongkat yang terlihat sedikit kuat dan dibotakkin, sesuai hukuman yang telah berlaku di pesantren. “Auu, auu” sesekali ia merintih kesakitan akibat pukulan. Ia hanya bisa menahan sakit dan perih. Badannya yang semula putih mulus sekerika berubah menjadi merak bak selai stroberi yang dilumuri di atas roti. Ia rela dipukuli beberapa kali demi melindungi gadis yang disayanginya. Anggun hanya terdiam dan meneteskan air mata melihat kejadian seperti itu. Kenapa harus laki laki itu yang menerima semua hukuman tersebut, sedang ia tak bisa menolognya.
Setelah kejadian hari itu, Anggun dan Ryan pun dilarang untuk bertemu lagi. Mereka hanya bisa bertemu saat jam pelajaran dan hanya berdiam. Hari hari tanpa surat pun berlalu mulai saat itu. Terkadang saat mereka bertemu atau berpapasan, mereka hanya tersenyum. Begitulah kehidupan mereka tanpa berkomunikasi lagi.
₪₪₪
Hari kian beranjak malam, Anggun mulai membereskan semua barang barangnya yang berantakan di atas meja. Semua barang tersebut ia masukkan ke dalam laci meja belajarnya yang lumayan luas. Ia terdiam saat melihat sebuah amplop putih yang berlogokan sebuah jasa penerbangan. Diambilnya dan dilihatnya isi amplop itu, ya isinya tentu saja sebuah tiket perjalanan ke luar negeri.
Setelah melihatnya, ia pun memasukkannya kembali. “Ya Allah, harinya sudah semakin dekat aku akan meninggalkan semuanya, memang tidak untuk selamanya tapi tentu untuk waktu yang lama” gundahnya dalam hati. “Ya Tuhan jika aku tak bisa meraihnya, izinkan saja aku untuk menitipkan cintaku dalam doa ini” air mata mulai jatuh ke pipinya.
Hari di saat Anggun akan berangkat pun tiba. Ia akan menuntut ilmu ke Kairo, Arab Saudi untuk satu tahun ini, karena memang sudah jauh jauh hari ia mendapat beasiswa sebagai siswa berprestasi. Di hari itu pun mereka tak bisa bicara banyak, Ryan hanya mengucapkan sampai jumpa atas nama teman temannya yang lain.
₪₪₪
Anggun, Anggun, dan Anggun, itulah kata kata yang selalu digarisi Ryan dalam setiap novel yang dibacanya.Seperti kalimat ‘gadis itu berjalan dengan anggunnya’ , setiap terdapat kata kata anggun ia akan menggarisi kata anggun tersebut dengan stabilo. Memang terlihat seperti orang bodoh, tapi itulah Ryan.
Kini Anggun telah pergi menggapai cita citanya, dan Ryan pun terus menggapai cita citanya dengan tetap bersekolah di pesantren meski tanpa Anggun. Ia tak kan terus terpuruk, meski takdir belum menyatukannya dengan Anggun. Ryan hanya bisa menunggu, menanti, bersabar dan berdoa, walaupun ia tak tahu entah kapan ia akan bertemu Anggun lagi. “Ya Allah semua ini mungkin takdirMu untukku. Aku hanya bisa menitipkan cintaku padaMu lewat doa ini. Semoga hati ini bisa terjaga” itulah sepotong kalimat dari doa Ryan.
aku ingin berbagi cerita saja, entah kepada siapa bisa ku bagi lagi???
ku bicarakan tentang kelas. kelas ku masih tetap sama, aku tentu merasa senang. tapi, kenapa sejak kelas 3 terasa aneh ya. aku merasa tak sebahagia dulu. apa karena tak ada truth or dare yang bikin lebih dekat, tak ada permainan khas atau karena begitu terasanya persaingan yang ketat.
ku rasakan, betapa bersemangatnya mereka semua untuk meraih cita citanya. tentu aku juga harus seperti itu. tapi kenapa, kadang atau bahkan sering aku merasa bodoh dan tak sanggup bersaing dengan mereka. contonya saja, fisika yang aku sangat jarang untuk mengerti, atau matematika yang aku dengan lambat mengerjakannya, bahkan bahasa inggris yang tak fasih aku mengungkapkannnya. lalu aku bisa dimana?
Ya Allah aku berdoa padamu bantulah aku untuk meraih apa yang terbaik untukku. Allah bantulah aku meraih semuanya... pliiis
gimana nggak, td plg les ama wulan, tiba tiba angkot yang awalnya berhenti di dpn kami mundur. dan lantas saja ulan yang berhenti karena aku turun di sana langsung di serobot...
kai,, langsung shock. apalagi aku langsung cemas, wulan kenapa kenapa....
kap motor dpnnya yng di atas roda itu langsung patah.... tapi untungnya ulan nggak kenapa kenapa